Nasionalinfo.com, Halteng – Sejumlah pekerja proyek pengembangan kawasan talaga wisata (koteks) di desa Nusliko Kecamatan Weda keluhkan sikap kontraktor CV Dicklan CO yang diduga telah melantarkan puluhan pekerja proyeknya mulai dari upah yang belum dibayarkan sehingga beberapa tukang terpaksa menggadaikan beberapa peralatan kerja seperti dua buah mesin skaf strum dan satu buah mesin somel.
” Beberapa alat berharga yang digadaikan tukang (Bas kerja) ini demi memenuhi kebutuhan makan dan minum mereka. Sementara para pengawas CV Dicklan CO atas nama Jefri tak memberikan upah makan dan minum untuk kami sehingga kami terpaksa gadaikan beberapa alat berharga guna bisa makan dan minum,” kisah bapak Soni Saban (tukang) kepada awak media Senin, (9/3/20) siang tadi.
Masih Kata Soni dan rekannya, Proyek Pengembangan kawasan wisata nusliko yang menelan APBD Halteng tahun anggaran 2019 senilai Rp 8.407.000.000 yang dikerjakan oleh CV Dicklan CO ini dikabarkan sudah mengalami keterlambatan kerja sehingga diperpanjang dengan adendum. Soni Saban juga mengaku kesal dengan sikap kontraktor yang telah menelantarkan mereka.
” Makan dan minum pun sudah habis sehingga terpaksa saya menggadaikan beberapa alat kerjanya yakni 2 mesin skaf dan 1 mesin somel, sementara salah satu karyawan (Kamerun) terpaksa membawa motor dinas ke Tobelo sebagai jaminan, upahnya sudah terbayar baru mengembalikan motor dinas kontraktor,” ungkap Soni dan rekannya saat di temui di mess kerja.
Lanjut Kata Sonu, Untuk sementara kami belum bisa bekerja karena terhalang dengan tidak tersedianya bahan bangunan (matrial). Selain itu, kami juga mengalami kendala mulai dari strum yang terbatas sehingga dalam pekerjaan pemotongan besi dan lainnya harus budayakan sistim antrian.
” Untuk bahan yang dibutuhkan antara lain kayu 5×10 merbau berkisar 10 meter kubik, kayu ukuran 10×10 berkisar 3 kubik, papan lantai ukuran 3×25 sebanyak 5 kubik. Dan masih banyak kekurangan bahan lainnya. Sebab, dalam pekerjaan proyek ini semua ada lima tukang mulai dari tukang kayu, tukang besi, tukang cor, tukang kap dan tukang pancang tiang. Sampai saat ini sudah kurang lebih tiga minggu pengawas pergi meninggalkan kami semua tanpa memberikan upah makan dan minum,” jelasnya
Terpisah Ko Cae Ternate nama sapaan Direktur CV Dicklan CO dihubungi via telpon berulangkali oleh awak media Senin, (9/3/20) siang tadi namun tak pernah merespon panggilan awak media. Selain itu, dikonfirmasi via pesan singkat namun hingga kini enggan memberikan tanggapan atas perihal sejumlah pekerjanya.
Laporan : Lamagi La Ode
Editor : Redaksi