Nasionalinfo.Com, Kendari – Lingkungan global saat ini sedang menghadapi sejumlah isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan akibat interaksi aktivitas manusia dengan ekosistem global. The OECD Environmental Outlook to mengidentifikasi beberapa permasalahan yang menjadi tantangan utama bagi lingkungan global yang meliputi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta penurunan kesehatan sebagai dampak degradasi lingkungan Pertambahan jumlah penduduk bumi yang terus meningkat menjadi salah satu penyebab terjadinya degradasi lingkungan. Jumlah penduduk bumi tahun 2011 mencapai 7 milyar dan diperkirakan akan meningkat menjadi 9 milyar pada tahun 2050 mendatang. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Tingginya populasi penduduk tersebut memicu peningkatan kebutuhan akan makanan, air bersih, sumber energi, dan ruang untuk tempat tinggal, yang mendorong dilakukannya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Aktivitas yang dilakukan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan inilah yang akan berakibat pada penurunan kualitas lingkungan.
Global health atau kesehatan global merupakan sebuah wilayah untuk studi, penelitian, dan praktek yang menempatkan prioritas pada peningkatan kesehatan dan mencapai kesetaraan dalam kesehatan bagi semua orang di seluruh dunia. Kesehatan global ini terutama menekankan masalah kesehatan transnasional atau antar negara beserta determinan, dan solusi pemecahannya. Global health melibatkan banyak disiplin ilmu di dalam dan di luar ilmu kesehatan serta berusaha mengabungkan serta sinkronisasi berbagai cabang disiplin ilmu. Disiplin ilmu ini juga menekankan pentingnya berbagai usaha pencegahan di penyakit dan masalah kesehatan pada tingkatan populasi yang dibarengi dengan usaha perawatan pada tingkat individu. Salah satu contoh dari aktivitas manusia terhadap kesehatan lingkungan secara global adalah Global Warming.
Global Warming
Pemanasan Global (Global Warming) juga disebut perubahan iklim atau krisis iklim) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Periode perubahan iklim juga pernah terjadi di masa lalu, namun perubahan iklim yang terjadi pada saat ini jauh lebih cepat dan bukanlah dikarenakan oleh sebab-sebab alamiah. Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat ini ialah pencemaran gas rumah kaca, terutama karbondioksida (CO2) dan metana. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, bensin, dan solar untuk produksi energi ialah pemasok terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya ialah seperti sejumlah praktik pertanian tertentu, proses industri, dan penggundulan hutan. Karena sifatnya yang transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga memanaskan permukaan Bumi. Namun ketika gelombang ultraviolet dari sinar matahari diserap lalu dipancarkan kembali oleh permukaan bumi menjadi radiasi inframerah, gas-gas rumah kaca tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global.
Penyebab Global Warming Peningkatan suhu rata-rata bumi sebagian besar terjadi karena aktivitas manusia yang menyebabkan efek rumah kaca, sehingga kadar gas di atmosfer, seperti karbon dioksida, dinitrogen dioksida, dan metana meningkat. Akibatnya, panas matahari terperangkap di atmosfer dan memicu global warming. Berikut ini adalah berbagai aktivitas manusia yang dapat menghasilkan zat berbahaya penyebab global warming.
Dampak Global Warming bagi Kesehatan
Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, global warming akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Efek tersebut bahkan akan terlihat lebih jelas dan lebih berbahaya pada anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Berikut ini adalah beberapa dampak global warming bagi kesehatan:
1. Alergi
Suhu udara yang meningkat akibat global warming menyebabkan tumbuhan berbunga lebih lama, sehingga lebih banyak serbuk sari yang beterbangan di udara. Serbuk sari yang berterbangan ini merupakan salah satu alergen yang bila terhirup dapat timbulnya reaksi alergi. Beberapa gejala alergi yang dapat terjadi adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung berair, dan mata gatal atau berair.
2. Gangguan pernapasan
Dampak global warming bagi kesehatan selanjutnya adalah gangguan pernapasan. Kondisi ini terjadi akibat alergen dan gas berbahaya terhirup kemudian mengendap dalam saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan.
Kondisi ini akan berujung dengan menurunnya fungsi paru-paru dan memicu kekambuhan atau meningkatkan risiko terkena asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker paru-paru.
3. Diare
Global warming juga dapat menyebabkan diare. Hal ini karena suhu udara yang tinggi akan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab diare, seperti Salmonella dan Campylobacter, dalam makanan dan minuman yang disimpan di suhu ruangan. Diare umumnya bisa pulih dalam 1 atau 2 hari. Akan tetapi, diare yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, bahkan kerusakan pada ginjal.
4. Malnutrisi
Meningkatnya suhu bumi akibat global warming juga bisa menyebabkan beberapa tanaman tidak dapat tumbuh dan rentan terserang hama, sehingga mengalami gagal panen. Seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut kemudian akan memengaruhi ketersediaan, kualitas, dan keanekaragaman pangan sehingga menyebabkan krisis pangan dan meningkatnya kasus malnutrisi atau kekurangan nutrisi. Jika didiamkan berlarut-larut, malnutrisi bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya, seperti gangguan tumbuh kembang, cacat fisik, bahkan kematian.
5. Heatstroke
Paparan suhu panas dalam durasi lama akibat global warming bisa menyebabkan sistem pengaturan suhu tubuh tidak bisa bekerja dengan optimal. Akibatnya, suhu tubuh pun naik secara drastis hingga lebih dari 40°C. Kondisi yang dikenal dengan heatstroke ini merupakan kondisi darurat medis karena bisa menyebabkan kerusakan permanen di otak dan organ tubuh lain, bahkan kematian.