Tentang Mencegah dan Menangani Demam Berdarah Dengue

Nasionalinfo.Com, Kendari – Demam berdarah dengue (DBD) Penyakit menular akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penularan virus dengue hanya dapat terjadi melalui perantara gigitan kedua nyamuk tersebut yang berperan sebagai vektor. Sehingga penularannya tidak dapat terjadi secara langsung antar manusia tanpa melalui perantaraan gigitan nyamuk Aedes tersebut. Nyamuk Aedes sebagai vektor virus dengue menghasilkan 100-200 butir telur sekali bertelur, yang akan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 7-10 hari. Daur hidup ini memerlukan media air bersih, seperti air di bak mandi.

Apabila tidak mendapat air, maka telur-telur nyamuk akan mengering dan menempel di pinggir dinding tempat genangan air seperti bak mandi dan dapat bertahan hingga enam bulan. Saat musim hujan tiba telur akan lebih cepat menetas

Seiring datangnya musim hujan, rumah sakit kembali dipenuhi pasien demam berdarah dengue. Penyakit ini bukanlah penyakit baru, dan rumah sakit juga sudah tahu secara jelas apa yang harus dilakukan saat menerima pasien yang menderita penyakit akibat nyamuk ini. Sekadar mengingatkan, kunci untuk menghindari berkembangbiaknya nyamuk Aides aegepty adalah tidak membiarkan adanya air tergenang, yang banyak terjadi saat musim hujan.

Iklan layanan masyarakat yang terus ditayangkan di TV mengingatkan tentang cara mencegah demam berdarah. Langkah ini biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu :

  1. Menguras tempat penampungan air.
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air.
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia

Namun, untuk bisa berhasil mencegah penularan penyakit ini, yang Anda perlu bersihkan bukan hanya lingkungan sekitar rumah Anda saja. Demam berdarah adalah penyakit lingkungan. Risiko penularannya jauh lebih luas, seluas kemampuan nyamuk pembawanya terbang.

Siklus hidup virusnya sendiri bertahan selama tujuh hari sampai dua minggu. Namun, begitu ada salah seorang warga yang terkena demam berdarah, pengasapan atau fogging hendaknya segera dilakukan sehari atau dua hari setelahnya. Jangan lupa melindungi ruangan rumah dengan obat nyamuk, dan mengenakan lotion anti nyamuk di siang hari untuk mencegah digigit nyamuk. Terutama jika Anda memiliki anak kecil.

Gejala Demam Berdarah Sepintas, gejala demam berdarah tidak jauh berbeda dengan demam biasa. Namun, suhu tubuh pada demam berdarah itu ibarat menaiki pelana kuda, naik turun.

Tanda dan gejala penyakit DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) :

  1. Meningkatnya suhu tubuh (demam tinggi selama 5 – 7 hari
  2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
  3. Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada daerah belakang mata
  4. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, bab hitam encer
  5. Nyeri otot, tulang sendi, dan ulu hati.
  6. Pembengkakan sekitar mata.
  7. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
  8. Tanda-tanda renjatan (kebiruan, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah).

Dari hari kedua sampai keempat, panas tubuh akan terus naik, dan kemudian turun pada hari ke 5-6. Namun, tubuh Anda tak terasa membaik karena otot akan terasa nyeri. Karena itu saya selalu mengingatkan pada pasien, jika demam lebih dari tiga hari segeralah mengecek darah, agar bisa diketahui secara pasti penyebabnya.

Gejala lain pada demam berdarah adalah terjadinya pendarahan. Bisa dari hidung yakni mimisan, atau gusi yang berdarah spontan. Saat BAB pun, feses yang keluar biasanya berwarna hitam dan encer. Pendarahan yang terjadi pada penderita DBD adalah karena menurunnya jumlah trombosit, yang berfungsi untuk membekukan darah. Normalnya, trombosit di tubuh kita berjumlah 150.000-450.000. Jika saat periksa darah, trombosit berada pada kisaran kurang dari 150.000, sudah harus diwaspadai kemungkinan demam berdarah.

Jika jumlah trombosit di bawah 100 ribu, maka sudah positif kena DBD. Namun, selain trombosit ada pemeriksaan lab yang perlu diperhatikan yaitu hematokrit, dan ada lab lainnya yang diperlukan untuk penegakkan diagnosa yang lebih pasti, yaitu pemeriksaan NS-1 dan IgG IgM anti dengue. Pasien DBD juga berisiko mengalami pembengkakan pada hati, karena itu kadang sering merasa mual. Dan karena mudahnya terjadi pendarahan, pasien juga harus mengonsumsi makanan yang lunak. Hal ini untuk mencegah terjadinya pendarahan pada usus.

Anak yang terkena DBD bisa mengalami pembesaran hati dan munculnya cairah di dalam paru-paru yang dapat membuat pasien sesak. Hal ini karena terjadinya hemokonsentrasi, yaitu (peningkatan hematokrit >20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma darah ke cairan ekstra seluler.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen), merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran cerna. Jika tidak segera ditangani, penderita DBD bisa mengalami penurunan kesadaran yang dapat berujung pada DSS (Dengue shock syndrome). Pada anak usia di bawah 15 tahun, banyak terjadi kematian akibat DBD.

Tingkatan dan Penanganan DBD, Demam berdarah dibagi menjadi 4 tingkatan :

  1. Derajat I

Panas 2–7 hari , gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif.

  1. Derajat II

Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala–gejala pendarahan spontan seperti petekia (bintik-bintik merah pada kulit), mimisan, muntah darah, BAB hitam encer, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.

  1. Derajat III

Penderita shock ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120/menit) tekanan nadi sempit)

  1. Derajat IV

Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur (denyut jantung >-140 mmHg), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. Pasien DBD derajat 4 harus segera dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU)

Penanganan DBD

  1. Pemberian cukup cairan adalah hal yang paling penting dalam perawatan pasien DBD. Secara keseluruhan, DBD tidak ada obatnya. Pasien akan diobati persimpton atau pergejala yang dialami.
  2. Pasien yang demam akan diberi obat demam. Pasien mual diberi obat mual. Namun obat untuk mengobati DBD-nya sendiri tidak ada.
  3. Jika terjadi pendarahan hebat, maka pasien akan menerima transfusi trombosit. Syarat transfusi trombosit sama seperti transfusi darah, yaitu harus dari donor yang bergolongan darah sama dengan pasien.
  4. Pasien juga disarankan untuk meminum jus jambu dan sari kurma, yang memang bisa meningkatkan jumlah trombosit.
  5. Hindari memakan makanan yang tajam diperut. Makanan juga sebaiknya yang lunak, agar menghindari pendarahan pada usus.
  6. Jangan lupa juga untuk melakukan fogging di daerah tempat tinggal pasien, untuk menghindari penularan selanjutnya.

 

MUHLIS

Universitas Mandala Waluya Kendari Tahun 2024

Loading...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *