NASIONALINFO.COM – JENEPONTO | Sejumlah aparat desa dan kepala dusun di desa barana kecamatan bangkala barat kabupaten jeneponto mengaku diancam di berhentikan dari jabatannya jika tidak bisa mendapatkan suara keluarga dekatnya dan tidak bersedia gajinya dipotong sebanyak Rp. 5000.000 (Lima Juta Rupiah) untuk membatu biaya kampanye kepala desa barana saat maju mencalonkan diri pada pilkades 2021 tahun ini
Kepala Dusun Bonto Parang Sirajuddin Dg. Ngali, salah satu kepala dusun yang tidak bersedia gajinya dipotong dan diancam untuk diberhentikan mengatakan kepada awak media ini bahwa, “awalnya, kepala desa barana merencanakan pertemuan pada tanggal 1 Januari 2021 sejak sekitar bulan 11 tahun 2020 lalu, dan tepat pada tanggal 1 Januari 2021, saya pun dipanggil untuk datang menghadiri pertemuan internal di rumah kepala desa sekitar pukul 10 malam bersama dengan sejumlah aparat desa dan kepala dusun yang ada di desa barana”, ungkapnya
“Sesampai di rumah kepala desa, sejumlah aparat desa dan kepala dusun yang sempat hadir pun ditanyai satu persatu tentang kesediaannya untuk membantu mencari suara minimal keluarga dekat seperti orang tua dan masing-masing saudara kandung aparat desa dan kepala dusun yang ada di desa barana, selain itu, kami juga ditanyai satu-persatu terkait kesediaan kami untuk di potong gaji sebanyak 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) yang akan di potong secara bertahap yang tujuannya untuk membantu biaya kampanye kepala desa saat mencalonkan diri sebagai calon kepala desa di pilkades 2021 tahun ini”
“Setelah ditanyai satu persatu, adapun yang menerima permintaan kepala desa dan bersedia di potong gajinya untuk digunakan sebagai biaya kampanye sebanyak 11 Orang, 5 orang diantaranya adalah aparat desa dan selebihnya kepala dusun sebanyak 6 orang, dan yang menolak sebanyak 3 orang yakni saya selaku kepala dusun bontoparang, dan 2 orang aparat desa, yakni Muhammad Maulana Selaku (Kasi Pelayanan) dan Sainuddin Ali Selaku (Kaur Perencanaan), Pungkas Dg. Ngali
“Setelah menolak permintaan kepala desa, kami pun disuruh menandatangani surat pengunduran diri yang sudah dibuat oleh kepala desa tetapi kami menolak, karena kami menganggap bahwa kami ini akan di berhentikan, akan di pecat, bukannya mengundurkan diri, lantas kenapa kami harus menadatangani surat pengunduran diri, tutup Dg. Ngali
Ditempat yang sama, Muhammad Maulana selaku (Kasi Pelayanan) yang juga tidak bersedia di potong gajinya untuk membantu biaya kampanye kepala desa dan diancam untuk di berhentikan mengatakan bahwa ” awalnya saya di telpon oleh kepala desa dan di minta untuk datang ke rumahnya sekitar pukul 11 malam, dan awalnya saya pun menolak dengan alasan sudah larut malam dan saat itu pun sementara hujan, tapi katanya malam ini kamu harus hadir karena ini harus di selesaikan malam ini juga, ungkapnya
setelah sampai di rumah kepala desa, saya pun mendapatkan pertanyaan tentang kesediaan saya untuk membantu kepala desa sebanyak Rp. 5000.000 (Lima Juta Rupiah) yang katanya digunakan untuk membeli rokok dan kopi saat kampanye nanti
Setelah itu, saya pun menolak permintaan kepala desa dengan alasan bahwa saya mau ambil uang dimana, kalau masalah “orang” (suara) Insha Allah saya bisa bantuki pak desa tapi kalau uang saya tidak bersedia, setelah itu kepala desa mengatakan bahwa, “Tidak perlu kawatir kalau masalah uang, kita tidak akan menunggu hasil jagung kalian di panen, kalian masih punya gaji 30 juta lebih yang akan diterima tahun ini, jadi silahkan memilih, mana yang baik korbankan 5 juta atau sekalian tidak dapat apa-apa tahun ini, tutur Maulana Sambil menirukan perkataan Kepala Desa
“Jadi setelah itu, saya pun bertanya terkait isi surat pengunduran diri yang disuruh tandatangani, “saya mengatakan jika kami harus membuat dan menandatangani surat pengunduran diri, bunyinya seperti apa? contohlah kepala dusun bontoparang kalau misal membuat surat pengunduran diri bunyinya seperti apa? apakah surat pengunduran dirinya berbunyi “saya mengundurkan diri karena tidak bersedia memberikan uang sejumlah Rp.5.000.000 (Lima juta rupiah) Untuk membantu biaya kampanye kepala desa atau apa? dan kepala desa sontak menjawab isi pengunduran dirinya adalah TIDAK MAMPU IKUT”
“Jadi begini, intinya saja kita cerita, jika kamu kepala desa sementara saya kepala dusunmu, jika kamu menjadi calon, sementara saya mendukung orang lain, kira-kira bagaimana perasaanmu? jadi saya mengatakan saya minta maaf sebelumnya jika kepala desa meminta bantuan suara seperti kerabat dan teman-teman Insha Allah saya bisa bantu pak desa, tapi kalau berbicara masalah dana, maka saya minta maaf dari ujung kaki sampai ujung rambut saya tidak bisa bantuki”, tutur Maulana berbicara seraya menirukan perkataan kepala desa barana
Senada dengan Sainuddin Ali, Ditempat terpisah Sainuddin Ali selaku (Kaur Perencanaan) yang juga tidak menyanggupi permintaan kepala desa untuk memberikan dana sebanyak Rp. 5.000.000 ( Lima juta rupiah ) yang rencananya akan dipergunakan saat mencalonkan diri selanjutnya mengatakan bahwa, “Berawal dari bulan 11 Lalu saat penerimaan gaji yang ke tiga, kepala desa menyampaikan bahwa saya berikan waktu untuk berpikir selama kurang lebih 2 Bulan ke depan, Terus terang saya sampaikan karena ini jabatan adalah jabatan politik, makanya saya akan menggunakan ini agar bisa terpilih lagi
Untuk lanjut di 2021 pertama-tama kalian harus mendapatkan suara orang tua dan saudara kandung, Kedua saya mau dibantu uang, tapi saat itu belum ada nominal yang disebutkan oleh kepala desa, lalu kepala dusun tombolo angkat bicara dan mengusulkan agar batuan uang itu sesuai keihklasan masing-masing karena ini bersifat bantuan jadi saya berharap jangan di target, tapi kepala desa menjawab bahwa ada salah satu kepala dusun yang bahkan rela meskipun memberikan gajinya sebanyak satu kali gajian, dan kepala dusun tombolo mengatakan itu tergantung keihklasannya pak desa, tuturnya
“Jadi pak desa mengatakan pada tanggal 1 Bulan Januari 2021 harus ada pernyataan sikap dari semua aparat dan kepala dusun, yang tidak mampu dengan persyaratan harus tanda tangani surat pengunduran diri, yang mampu lanjut menjabat, dan pada tanggal 1 Januari 2021 pada malam sabtu sekitar pukul 11 semua aparat desa dan kepala dusun di suruh berkumpul di rumah kepala desa untuk membahas pernyataan sikap tersebut, dan saat itu sudah ada surat pengunduran diri yang dibuat oleh kepala desa melalui Sekretaris Desa Barana, kepala desa mengatakan jangan sampai sebentar ada yang tidak mampu dengan persyaratan, ini bisa langsung tanda tangan, Tuturnya
“Jadi selanjutnya kepala desa memulai pembicaraan dengan mengatakan Dua bulan lalu saya sudah sampaikan persyaratan untuk lanjut, karena saya tahun ini harus mengorbankan uang yang banyak saat maju di pilkades jadi saya butuh bantuan
Yang pertama saya butuh bantuan suara dari pihak keluarga masing -masing seperti orang tua dan saudara, kedua saya ingin dibantu uang yang jumlahnya TIDAK BISA DIBAWAH LIMA JUTA, jadi yang tidak mampu dengan persyaratan silahkan tandatangani surat pengunduran diri” tutur Sainuddin Ali sambil menirukan kata-kata kepala Desa Barana
“Adapun yang menerima persyaratan yang diberikan kepala desa sebanyak 11 orang sedangkan yang menolak sebanyak 3 Orang yang kemudian disuruh menandatangani surat pengunduran diri yang telah dibuat oleh kepala desa melalui sekretaris desa, tapi ketiganya menolak dengan alasan, ini adalah pemberhentian bukan pengunduran diri, kalau kami ingin di berhentikan berarti kami menunggu surat pemberhentian, bukan surat pengunduran diri, terang Sainuddin Ali
Dikonfirmasi di tempat terpisah sejumlah kepala dusun yang menyanggupi permintaan kades Barana yakni, Kepala dusun Mattoanging, Kadus Tante, Kadus Kalongkong, Kadus Tombolo, Kadus parang Labbua dan Sejumlah Aparat Desa yang juga mengaku hadir saat pertemuan malam itu membenarkan bahwa “kepala desa barana meminta uang sejumlah Rp. 5.000.000 kepada seluruh aparat dan kepala dusun yang ada di desa barana sebanyak 14 Orang, dan hanya memberikan dua pilihan, sanggupi itu yang 5 juta atau di berhentikan”
Sementara itu, Kepala desa Barana Asrul Bali saat di konfirmasi oleh wartawan di kediamannya membenarkan hal tersebut dan mengatakan bahwa ” dia meminta sejumlah bantuan uang kepada aparatnya menjelang pilkades nanti, namun itu sengaja dilakukan karena hanya menguji, dan ingin mengetahui siapa aparatnya yang masih mendukungnya dan siapa yang sudah tidak mendukungnya
Lanjut dikatakannya bahwa “selama 5 tahun menjabat sebagai Kepala Desa, ada yang sering membocorkan rahasia jabatannya tentang penggunaan dana desa ke masyarakat sehingga dirinya merasa di buat rusak, oleh karena itu, ia memanggil semua aparat desa dan kepala dusunnya untuk datang ke rumahnya dengan tujuan untuk dimintai dana jutaan rupiah, selaku ujian agar dapat diketahuinya siapa aparatnya itu yang sering membocorkan kepada masyarakat tentang penggunaan dana desa yang dikelolanya, Tutur Kades Barana
Di Konfirmasi Kepala Kecamatan Bangkala Barat, Muhammad Ali Majid, S.Sos mengatakan bahwa, Memang beberapa hari yang lalu, Kepala desa barana meminta rekomendasi penggantian dua aparat desa dan 1 kepala dusun, akan tetapi kami dari pihak kecamatan tidak memberikan rekomendasi dengan alasan tahun ini desa barana akan melakukan pemilihan kepala desa, dan juga harus ada alasan jelas untuk melakukan pemberhentian, Tuturnya
Seandainya tahun 2021 ini desa barana tidak menggelar pemilihan kepala desa dan alasan pemberhentiannya juga jelas, maka kami dari pihak kecamatan akan melakukan survey dan menelusuri langsung terkait benar atau tidaknya alasan pemberhentian tersebut, Pungkas Camat Bangkala Barat
Laporan: Erank