Nasionalinfo.Com, Lasusua – Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kolaka Utara bangun major project pengembangan kawasan berbasis korporasi petani di desa Ponggiha Kecamatan Lasusua dengan tujuan sebagai penggerak ekonomi di bidang pertanian untuk kesejahteraan petani.
Penyusunan grand design pengembangan korporasi petani itu melalui pemerintah pusat dari kementerian pertanian khususnya pengembangan komoditi kakao yang ada di indonesia dan telah terealisasi dimana lokasinya mudah dijangkau karena berada di lereng-lereng bukit yang berjarak kurang lebih satu kilo meter dari pemukiman warga desa ponggiha.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perkebunan Kolut Ismail Mustafa, mengatakan dengan adanya program kawasan pertanian yang berbasis korporasi saat ini pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 10 hektar untuk di jadikan pusat dan pengembangan santra kakao yang akan dikelola menggunakan sarana fisik maupun teknologi secara modern.
Adanya anggaran sharing dari pusat sebesar Rp10 milyar pihaknya telah menyiapkan Anggara Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar 2 milyar untuk digunakan sebagai pembebasan lahan melalui dinas perumahan dan pemukiman.
“Rencananya kami bangun pusat pengembangan major project berbasis korporasi petani, Kami dari pemerintah daerah (pemda) diminta sharing anggaran dan menyiapkan 10 hektar lahan untuk lokasi project tersebut,” kata Ismail. Rabu, 29/4/2020.
Lanjit Kata Ismail, Pembangunan inftrastruktur dan fasilitas akan di bagi dua di lahan tersebut yakni area pembenihan dan pembibitan serta pembangunan perkantoran, pembanguan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Kakao menjadi cokelat, gedung pemasaran serta gedung pusat pelatihan dan pendidikan kakao khusus patani, dan bisa menarik wistawan karena sudah menjadi kawasan wisata berbasis edukasi yang nyaman dan mudah diakses akan menjadi daya tarik bagi pengunjung.
“Saat ini kita baru mulai, alat berat baru melakukan pekerjaan pembersihan, galian dan penimbunan,” ujarnya.
Kepala Bagian (Kabag) Unit layanan Pengadaan (ULP) ini menambahkan adapun tujuan utama pembentukan area tersebut nantinya untuk mengelolah kakao menjadi barang konsumsi atau barang setengah jadi serta dapat mencicipi produk-produk olahan berbahan dasar kakao. Olehnya itu Ia berharap projet tersebut dapat selesai hingga desember 2020 mendatang.
” Kami berharap bisa memberikan mamfaat kepada warga khususnya petani di kolut dimana bisa ada nilai tambah terkait harga seperti penjualan biji basah atau sudah dalam bentuk barang jadi,”terangnya
Laporan : Musriadi