Nasionalinfo.Com, Jakarta – Bank Mandiri kembali menunjukkan perannya sebagai katalisator dalam penguatan industri strategis nasional. Melalui kolaborasi erat dengan Ceria Nugraha Indotama (Ceria Corp), bank pelat merah ini resmi mengawal ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter ‘Merah Putih’ yang berlokasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada Rabu (3/7) lalu. Ekspor perdana telah dilakukan secara simbolik 10 kontainer dari total volume shipment pertama sejumlah 65 kontainer ke pasar Asia.
Langkah ini menjadi wujud keberhasilan sinergi antara sektor perbankan nasional dan pelaku industri hilirisasi mineral berbasis energi hijau. Proyek ekspor ini berasal dari fasilitas pengolahan nikel Smelter Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Line I milik Ceria, yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) sekaligus Objek Vital Nasional (Obvitnas), merupakan produk Green Nickel dengan kapasitas produksi 72 MVA yang mengandung 63.200 ton ferronickel dengan kadar 22% atau setara dengan 13.900 ton logam nikel per tahun. Produk feronikel yang dikirimkan telah memenuhi standar keberlanjutan, dibuktikan melalui kepemilikan Renewable Energy Certificate (REC) yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero). Seluruh rantai produksi dalam proyek telah menggunakan energi bersih, menjadikannya sebagai model industri yang berkelanjutan yang mendukung transisi energi nasional. Seluruh proses produksi juga dikendalikan oleh Artificial Intelligence (AI) menggunakan teknologi robotic sehingga lebih aman dan dimonitor secara real time.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan langkah tersebut menjadi wujud dari komitmen Bank Mandiri dalam mendukung percepatan agenda hilirisasi mineral nasional dan transisi energi. Menurutnya, peran sektor keuangan tak hanya sebatas penyedia dana, namun juga mitra strategis yang mampu mengakselerasi pertumbuhan industri bernilai tambah.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari pembangunan proyek strategis nasional, terutama yang dijalankan oleh investor domestik. Sinergi yang kami bangun dengan Ceria menjadi contoh konkret bagaimana akselerasi ekonomi dapat diwujudkan melalui kolaborasi antara sektor perbankan dan industri dalam negeri,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Sabtu (5/7).
Keberhasilan ekspor ini merupakan kelanjutan dari produksi perdana smelter Ceria pada April 2025 lalu. Ceria sendiri menjadi satu-satunya perusahaan pengolahan nikel nasional yang mampu membangun fasilitas pemurnian mineral melalui pendanaan sindikasi perbankan dalam negeri.
Tercatat pada tahun 2022, Bank Mandiri bersama Bank BJB dan Bank Sulselbar telah mengucurkan pembiayaan sindikasi senilai USD 277,69 juta guna mendukung pembangunan smelter dan infrastruktur pendukungnya. Pendanaan ini mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari industri perbankan nasional terhadap prospek hilirisasi dan penguatan rantai pasok industri nikel di Indonesia.
Dari sisi industri, CEO Ceria Corp Derian Sakmiwata, menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan konsisten Bank Mandiri. Dia menyebut, kehadiran perbankan nasional sebagai mitra pembiayaan turut memberikan dorongan moral untuk menjaga arah pembangunan industri yang berkelanjutan.
“Smelter merupakan simbol semangat kemandirian dan kebangkitan industri nasional. Kolaborasi strategis dengan perbankan telah membuka banyak peluang baru, termasuk penciptaan lapangan kerja serta peningkatan nilai tambah bagi daerah dan perekonomian nasional,” ujar Derian.
Lebih lanjut, Ceria tengah menyiapkan ekspansi pengembangan melalui pembangunan Smelter RKEF Line II dan fasilitas High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Line I. Proyek ini ditargetkan untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik (EV). Target jangka panjang Ceria adalah meningkatkan kapasitas produksi hingga 252.800 ton ferronickel per tahun, atau setara dengan 55.600 ton logam nikel dari 4 jalur smelter RKEF dan 293.200 ton MHP dari 2 fase pabrik HPAL, yang mengadung 110.940 ton logam nikel dan 11.400 ton logam cobalt.
“Dengan dukungan yang berkelanjutan dari sektor keuangan nasional, kami optimistis bahwa Indonesia akan memainkan peran sentral dalam industri baterai global. Sinergi seperti ini menjadi pilar utama bagi kemajuan sektor energi baru terbarukan dan hilirisasi,” imbuh Derian.
Seremoni ekspor perdana ini turut dihadiri Bupati Kolaka, Amri Jamaluddin sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap keberadaan industri strategis di wilayahnya. Momentum ini juga sekaligus memperkuat konektivitas antara pelaku industri dan lembaga keuangan nasional dalam membangun ekosistem hilirisasi mineral yang berdaya saing global.
Keberhasilan ekspor perdana feronikel Ceria dinilai sejalan dengan agenda pembangunan ekonomi nasional sebagaimana dirumuskan dalam visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan tenaga kerja lokal, dan pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Melalui peran aktif perbankan dan Ceria dalam mendukung agenda hilirisasi mineral nasional, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok industri berbasis sumber daya dan energi hijau yang berkelanjutan.
Tentang Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan layanan finansial kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Hubungan Kelembagaan, Commercial, Micro & SME, Consumer Banking, Treasury dan International Banking. Bank Mandiri pada saat ini bersinergi dengan beragam perusahaan anggota konglomerasi keuangan Mandiri Group untuk menyediakan bermacam produk dan jasa serta mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Indonesia (perbankan syariah), Bank Mandiri Taspen/Mantap (perbankan UMKM & pensiunan), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan), Mandiri Utama Finance (jasa pembiayaan), Mandiri International Remittance (remitansi), Mandiri Europe (treasury & financial institution), Mandiri Capital Indonesia (pembiayaan modal ventura), dan Mitra Transaksi Indonesia (payment point online bank). Melalui kolaborasi ini, seluruh anggota grup keuangan Mandiri Group memiliki kinerja solid dan menjadi pemain utama di segmen bisnis masing-masing.
Dalam ekspansi bisnis, Bank Mandiri terus mengembangkan layanan dan produk perbankan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah korporasi dan retail. Kopra by Mandiri merupakan solusi digital bagi industri nasional yang menyatukan para korporasi sampai pelaku usaha kecil menengah dalam suatu ekosistem digital single access yang sangat mudah dan solutif seperti layanan Cash Management, Forex, Trade & Guarantee, Supply Chain Management, Virtual Account sampai solusi keuangan terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API). Sedangkan layanan digital retail meliputi aplikasi Livin’ by Mandiri, serta Livin’ Merchant, aplikasi kasir atau Point of Sales (POS) dari Bank Mandiri yang dirancang untuk membantu pelaku usaha dalam mengelola penjualan dan pembayaran khususnya UMKM, lalu kartu prabayar Mandiri e-money, dan layanan informasi berbasis kecerdasan buatan Mandiri Intelligent Assistant (MITA) pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri di +62 811-84-14000.
Hingga Maret 2025, jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 139 Kantor Cabang (KC) dan 2.030 Kantor Cabang Pembantu (KCP). Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 4.189 unit ATM, 8.735 unit CRM dan 290 unit CSM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, 273.273 unit Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan e-banking yang meliputi Livin’ by Mandiri, SMS Banking dan Call Center 14000.
Adapun terkait kantor luar negeri, Bank Mandiri memiliki 7 kantor luar negeri yang tersebar di berbagai negara termasuk financial hub ekonomi dunia. Rinciannya, Singapura, Hong Kong, Shanghai (China), Cayman Islands, London (UK), Malaysia, dan Timor-Leste. (*)