Nasionalinfo.com, Kolaka Timur – Rembuk Stunting Aksi 3 Penurunan Stunting Tahun 2022 Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), kembali dilaksanakan, Senin (29/3).
Acara ini dibuka Plt Bupati Koltim Hj Andi Merya Nur SIP di Aula Kantor Bappeda dan Litbang Koltim. Yang dihadiri sejumlah pimpinan OPD dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Plt Bupati menyampaikan, jika sebelumnya Pemda Koltim telah melaksanakan Aksi 1 (Analisis Situasi), dan Aksi 2 (Rencana Kegiatan), guna mendukung prioritas nasional penurunan stunting. Sehingga, dapat meningkatkan integritas intervensi gizi prioritas bagi rumah tangga 1.000 HPK (hari pertama kehidupan).
” upaya percepatan, dan pencegahan stunting ini merupakan program pemerintah secara nasional yang berjenjang dan berkelanjutan secara terus-menerus, baik kategori desa lokus maupun desa yang tidak masuk dalam lokus. Dimana masyarakat wajib secara keseluruhan untuk ikut terlibat dan berupaya bersama-sama mencegah sebelum terjadi kondisi stunting, yang sering disebut kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun, disebabkan kurang gizi kronis dan terjadi sejak ibu mulai mengandung sampai anak usia dua tahun”,ungkapnya
Lanjut Andi Merya, dalam hal pencegahan stunting pemerintah pusat sangat serius melaksanakan pengendalian penurunan stunting, untuk membebaskan setiap anak Indonesia dari risiko terhambatnya perkembangan otak dan dan fisik. Lanjutnya, menurut data Riset Kesehatan (Riskesdes) Kementerian Kesehatan, angka nasional menunjukkan penurunan dari 37,2 persen pada Tahun 2013 menjadi 30,8 persen tahun 2018, dan Tahun 2019 27,7 persen. Sedangkan Koltim berdasarkan data Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau e-PPGBM Tahun 2019 22,3 persen dan tahun 2020 17,5 persen, yang artinya Kolaka Timur dibawah rata-rata nasional, capaian ini keberhasilan kita semua pemerintah dan masyarakat Koltim, yang serius dalam pengendalian pencegahan stunting.
“Pelaksanaan intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi, membutuhkan perubahan pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor, agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat digunakan oleh keluarga sasaran, sasaran rumah tangga 1.000 HPK (hari pertama kehidupan),” terangnya
Dimana pemerintah kabupaten Kolaka Timur secara bersama-sama melakukan konfirmasi, koordinasi dan sinkronisasi untuk menghasilkan data analisis situasi serta rencana kegiatan dari OPD penanggung jawab layanan di Kabupaten Kolaka Timur dengan hasil perencanaan partisipatif masyarakat yang dilaksanakan melalui Musrembang Desa, Kelurahan dan Kecamatan dalam upaya penurunan stunting di Lokasi fokus, sehingga dari hasil analisa situasi Aksi 1 menghasilkan lokus upaya pencegahan stunting tahun 2020/2021 8 kecamatan, 31 Desa sedangkan lokus pencegahan stunting pada tahun 2022 6 Kecamatan 16 Desa,” bebernya.
Untuk di ketahui Menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
Laporan : Abdul Rahim