Kades Masa bodoh, Warga Iwoikondo Kolaka Timur Sewa Alat Berat Bersihkan Tumpukan Sampah

Nasionalinfo.Com, Kolaka Timur – Warga Desa Iwoikondo Kecamatan Loeea Kabupaten Kolaka Timur terpaksa harus rela berpatungan menyewa alat berat eksapator guna membersihkan saluran irigasi yang tersumbat oleh tumpukan sampah.

Sekitar 60 hektar are sawah masarakat warga di Desa Iwoikondo mengalami gagal panen, yang disebabkan oleh kotoran sampah yang menyumbat saluran sungai.

Menurut sumber informasi keterangan warga yang berhasil dihimpun media ini, rabu (6/1/2021) sangat ironis bahwa Kepala Desa Iwoikondo terkesan bermasa bodo dengan keluhan warga, padahal warga sudah berkali kali meminta untuk dibantu dalam penanggulangan pembersihan ( rehabilitas ) bantaran sungai. Agar padi mereka  bisa terselamatkan dari genangan air saat hendak memanen hasil tanaman padi sawah mereka, namun tidak kunjung diindahkan oleh Kepala Desa.

” Terpaksa kami harus rela berpatungan menyewa alat berat untuk membersihkan tumpukkan kayu ( sampah ) yang berserakan dibantaran sungai, pak desa terkesan masa bodoh dengan keluhan kami, Sudah empat kali saya mengalami gagal panen disebabkan karena sungainya tersumbat dengan tumpukan kayu dan sampah yang berserakan dan menyumbat saluran pembuangan dibagian kolong jembatan, sehinga air meluap dan masuk kearea persawahan dan mengenangi tanaman padi kami, sehingga dampaknya empat kali tanaman padi kami mengalami gagal panen,” ungkap Masigit saat di temui media ini.

Lanjut Masigit, Sebenarnya sudah berkali kali masalah ini kami sampaikan kepada Kepala Desa, namun sampai hari ini juga tidak pernah diindahkan, tidak ada tindakan apapun dari kepala Desa. Menurutnya, selain sampah yang bertumpuk di bawah kolong jembatang, penyempitan sungai salah satu faktor penyebab terjadinya luapan air.

” dulu memang pernah lakukan relokasi pengerjaan normalisasi sungai ini pak melalui anggaran Dana Desa tahun lalu dengan nilai anggaran 90 juta namun kami menganggap pengerjaannya hanya asal asalan, karena kami masyarakat disini melihat pekerjaan belum tuntas namun sudah longsor kembali, nah sebenarnya itu juga bagian dari dampak penyempitan sungai hingga bisa mengakibatkan kejadian keadan seperti sekarang ini.” bebernya.

Hal senada juga di sampaikan Tamrin ( 47 ), menurutnya, Relokasi Normalisasi sungai salah satu penyebab terjadinya luapan air ke sawah petani karena normalisasi yang di kerjakan mengalami longsor sehingga terjadinya penyempitan aliran air sungai dan di biarkan begitu saja sampai sekarang ini.

“akibatnya ya seperti ini, kami masyarakat petani sawah menjadi korban, bayangkan sudah empat kali kami selalu gagal panen dan kerugian kami tidak tanggung tanggung, hingga ratusan juta dalam satu kali tanam, kemudian kalau kita hitung selama empat kali musim tanam, kerugian kami warga petani di Iwoikondo kurang lebih satu milliar, makanya tidak ada jalan lain kami terpaksa harus kocek uang kantong dengan cara berpatungan sewa alat berat untuk memperbaiki dan membersihkan saluran sungai ini dengan harapan padi yang akan kita tanam berikutnya bisa berhasil dengan baik.” Tutup Tamrin.

Sementara itu Kepala Desa Iwoikondo, Amiruddin sudah berungkali di hubungi media ini melalui sambungan telepon seluler enggan untuk menjawab telepon selulernya.

Laporan : Abdul Rahim

Loading...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *